Akang Jabrik


Poligami,antara dogma ,logika dan cinta

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Poligami ; antara dogma, logika dan cinta
Tiga perempuan yang berasal dari tiga kelas sosial, ekonomi dan suku yang berbeda membuka tabir tentang kehidupan poligami mereka. Perempuan-perempuan ini mengalami kondisi yang mirip satu sama lain, tetapi dengan latar belakang pribadi dan karakter yang berbeda.

Baru kemarin, selepas menyelesaikan beberapa tugas harian yang sudah lama menumpuk saya baru sempat menonton film berbagi suami. film yang kemarin sempat mendapat beberapa penghargaan dalam beberapa kategori di ffi kemarin. tadinya saya pikir film ini tidak jauh beda citarasanya dengan film-film indo sebelumnya. tapi dugaan saya salah. film ini bertutur dengan citarasa yang berbeda.

bentar.. masih belom sempet nerusin...



-/+ selengkapnya

Orang Miskin Dilarang Sekolah


Baru aja saya buka gatra. di headlinenya ada satu judul berita yang membuat saya tertarik dan tergelitik. ORANG MISKIN BOLEH SEKOLAH.. so, what is the problem with the proletarian ? ya, lagi-lagi memang sistem pendidikan di negara kita masih berpihak terhadap orang-orang kaya. walaupun dalam beberapa tahun terakhir ini anggaran pendidikan perlahan tapi tidak pasti mulai dinaikkan secara bertahap. toh, problematika anak-anak miskin yang tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah tidak lantas berkurang, alih-alih justru malah bertambah. bocornya anggaran pendidkan di beberapa daerah disertai kurangnya pengawasan pemerintah membuat para calon penopang bangsa ini semakin tidak jelas menggapai masa depan. gw teringat bukunya eko prasetyo, ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH. Dilarang bukan karena mereka tidak mampu mengikuti aktivitas pendidikan di sekolah, tapi karena semata-mata mereka tidak mampu menyetorkan sejumlah biaya yang ditentukan sekolah. memang uang memegang peranan penting dalam proses pendidikan yang bermutu, bahkan dalam sebuah acara di televisi, salah seorang pakar pendidikan Indonesia pernah menyatakan "pendidikan mahal adalah harga mati buat pendidikan yang berkualitas" (kalau gw sih berharap pakar pendidikan yang satu ini sampai kapan pun tidak dipilih menjadi menteri pendidikan) dalam satu sisi gw setuju dengan pendapat ini, tapi disisi lain negara tidak boleh mengesampingkan atau bahkan menelantarkan anak-anak yang berpotensi besar untuk mendapatkan pendidikan yang sepatutnya. bahkan lembaga-lembaga pendidikan swasta pun yang notabene berbisnis sambil mendidik setidaknya measukkan sekian persen dari anak didiknya yang berasal dari kaum menengah ke bawah, semata-mata sebagai usaha untuk membangun bangsa ini kembali, bangsa yang semakin lama semakin dicap sebagai bangsa yangber-sdm rendah. so, kalau boleh berandai, kapan kah sekolah di negeri kita bisa gratis....??


SMART
Orang Miskin Boleh Sekolah

Class Sweet Class di SMART Ekselensia Indonesia (Dok Lembaga Pengembangan Insani)"Orang kaya dilarang masuk". Bisa jadi, itulah jargon yang pantas diberlakukan di SMART (Sekolah Menengah Akselerasi Indonesia) yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa Republika. Program ini merupakan pendidikan bebas biaya selama lima tahun bagi siswa yang kurang mampu. Untuk menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA, hanya dibutuhkan waktu lima tahun. "Siswa kami adalah mereka yang berprestasi," kata Amru Asykari, Kepala SMART, kepada Gatra.

SMART berlokasi di Parung, Bogor, Jawa Barat. Gedung yang dipakai dulunya milik Sekolah Madania Boarding School. Karena Madania berpindah lokasi, gedung yang terletak di atas lahan seluas 2,8 hektare itu dibeli oleh Dompet Dhuafa Republika dengan harga Rp 6,8 milyar. Sejak tahun ajaran 2004, SMART yang diperuntukkan buat kaum duafa itu mulai beroperasi. Adapun kriteria miskin adalah 30% dari upah regional dikalikan jumlah anak. "Kalau di bawah 30%, berarti layak diseleksi," tutur Amru.

Tentu saja tidak semua anak dari keluarga miskin bisa jadi siswa di SMART. Ada tahapan yang mesti dilalui. Tahap pertama adalah seleksi yang dilakukan oleh mitra LPI. Para mitra itu bisa berasal dari lembaga swadaya masyarakat, lembaga amal zakat, bisa pula organisasi massa yang punya perhatian pada pendidikan. Mereka inilah yang melakukan jemput bola di 18 provinsi di Indonesia.

Tahap pertama adalah seleksi administrasi. Caranya dengan menyerahkan berkas rapor terakhir kelas VI SD. Prestasinya di kelas antara satu hingga lima besar. Bisa juga nilai rata-rata siswa 7 atau tidak memiliki angka 5 mulai kelas IV hingga VI SD. Karena terbatasnya daya tampung dan dana yang disediakan, dari 700 pendaftar hanya 35 siswa yang direkrut per tahun.

"Daya tampungnya hanya segitu," Amru menjelaskan. Masing-masing kelas diisi 17 hingga 18 orang. Sampai tahun ketiga ini, SMART baru menampung siswa laki-laki, sedangkan siswi tengah dalam proses. Untuk membuktikan bahwa keluarga tersebut tidak mampu, rekomendasinya dikeluarkan dewan keluarga masjid (DKM). Ini berbeda dengan persyaratan pada umumnya yang menyertakan surat tidak mampu dari RT dan RW. "Kami sengaja memutus birokrasi supaya lebih mudah," katanya.

Tahap berikutnya adalah tes akademik, yaitu matematika dan bahasa Indonesia. Tes bahasa Indonesia dilaksanakan dengan cara mengarang bebas. Siswa diminta mengarang satu halaman folio selama satu jam. Sedangkan pelajaran matematika berupa multiple choice sebanyak 40 soal. Yang lolos tahap ini akan maju ke babak berikutnya. Yakni psikotes untuk mengetahui kecerdasan emosi calon siswa. Dari semua tahapan tersebut, hasilnya dinilai dan didiskusikan oleh sebuah tim yang memilih 35 siswa dalam satu tahun pelajaran.

Adapun kurikulum yang diajarkan di SMART merupakan gabungan dari Departemen Pendidikan Nasioanl (Diknas) dan kurikulum khas sekolah. Ada tujuh mata pelajaran pendidikan di SMART, yaitu Al-Quran, bahasa Inggris, PAI (pendidikan agama Islam), bahasa Arab, matematika, MIPA, dan teknologi informasi. Di sini juga ada quality assurance atau jaminan kualitas di setiap pelajaran. Sebagai contoh, untuk bahasa Inggris, quality assurance adalah setiap siswa yang lulus TOEFL-nya minimal 450. Sedangkan dalam mata pelajaran Al-Quran, juz 30 dan ayat-ayat pilihan harus hafal.

Karena para siswa diasramakan, mereka juga dilatih untuk mandiri, cakap, dan berakhlak mulia. Setiap pukul 04.00 WIB, mereka wajib bangun dan selanjutnya menunaikan salat subuh berjamaah. Untuk salat-salat fardu lainnya, mereka selalu berjamaah di masjid yang ada di dalam kompleks. Keterampilan juga diajarkan di asrama, seperti cukur-mencukur rambut, pelajaran elektronika ringan, dan memasak.

Jika sepanjang pagi sampai sore suasana seperti di sekolah umum, di malam hari suasana seperti di pesantren. Usai salat magrib berjamaah, para siswa memperdalam ilmu-ilmu keislaman, seperti fikih, ibadah, dan qiroah. Perilaku dan tutur bahasa mendapat perhatian dari para guru pembimbing. Kekhasan SMART lainnya adalah tentang liburan sekolah. Tidak seperti sekolah pada umumnya, di SMART liburan jatuh pada Januari selama tiga pekan.

Karena itu, meski Lebaran, para siswa tidak pulang kampung. Mereka merayakannya di asrama. "Ini sudah menjadi kesepakatan bersama," kata Amru. Maklum, bila para siswa pulang pas Lebaran, akan diperlukan dana besar karena peak season. Sebagai gantinya, dilakukan home stay. Caranya, ada beberapa siswa ketika Ramadan dipromosikan untuk home stay ke donatur di keluarga menengah ke atas. "Agar bisa merasakan bagaimana sosialisasi dengan menengah ke atas," ia menjelaskan.

Ada terobosan baru yang diterapkan pada tahun ketiga ini, setiap Senin seluruh guru dan siswa diimbau untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sang guru pun bisa mengakses internet 24 jam penuh. SMART juga dilengkapi sebuah perpustakaan dengan 2.000 koleksi buku dan punya banyak program, seperti temu pengarang dan penulis, juga pelatihan-pelatihan untuk berbagai bidang keterampilan.

Meski belum mengeluarkan lulusan, SMART ikut memberi sumbangan bagi dunia pendidikan di Tanah Air. Di tengah-tengah maraknya sekolah favorit yang mahal dan mewah, anak-anak dari kalangan duafa masih punya kesempatan untuk menggapai cita-cita. Dengan kualitas sumber daya insani yang dimiliki, setamat dari SMART, mereka mudah mendapat akses ke jenjang perguruan tinggi. Bisa jadi, dengan adanya sekolah unggulan untuk kaum duafa ini, Eko Prasetyo, penulis buku Orang Miskin Dilarang Sekolah, akan mengubah judul buku yang cukup menggelitik itu.

Rach Alida Bahaweres




-/+ selengkapnya

ikatan preman dalam negeri (IPDN)



Karikatur ini sengaja saya ambil dari blog Tempointeraktif. setidaknya gambar ini cocok untuk menggambarkan kekesalan dan kejengkelan masyarakat terhadap salah satu kampus preman di indonesia. kampus yang katanya menjadi impian pemuda indonesia kebanyakan, disamping gratis (karena dibiayai APBD) juga adanya jaminan langsung dipekerjakan sebagai pe-en-es di daerah asal masing-masing. kekerasan demi kekerasan terus saja berlangsung bahkan ditradisikan di kampus yang notabene mencetak para pamong praja ini. Salah seorang anggota senat ipdn,Inu Kencana Syafei dalam disertasinya yang akan disidangkan di universitas padjajaran menyebutkan, sejak tahun 1990 sampai 2005 telah terjadi 35 kasus tewasnya praja ipdn dan hanya 10 kasus diantaranya yang terungkap. kasus tewasnya praja wahyu hidayat pada tahun 2003 yang sempat menggegerkan dikalangan dunia pendidikan mulai membuka mata masyarakat akan boroknya sistem pendidikan dan kurikulum di ipdn. entah apa yang menjadi mainstream founding father IPDN ini, yang jelas sistem militerisasi, penghormatan yunior senior, dan hal-hal lain yang berbau serta melegalkan kekerasan berjalan sangat lumrah bahkan menjadi pemandangan sehari-hari. slogan KALAU TAK BISA SENTUH HATI YUNIOR. SENTUH (baca ; pukul) ULU HATINYA mungkin sudah menjadi lagu wajib buat mereka. slogan ini bahkan diketahui sudah mendarah daging di setiap aktivitas keprajaan. satu hal yang masih menjadi tandas tanya, dimana peran para pendidik, dosen, bahkan rektor dalam melihat aksi-aksi kekerasan ini ? sudah barang tentu mungkin mereka juga ikut menikmati sampai tidak hati bahkan enggan untuk berhenti, berhenti untuk menggunakan hati nurani. semoga ipdn bisa merubah dirinya...


-/+ selengkapnya

INSTITUT PREMAN DALAM NEGERI




yang kayak gini nih bakal jadi pejabat kite... pantes aja birokrasi semrawut...


-/+ selengkapnya

JOMBLO MANIA





sekedar info aja buat prens2 gw yang sempet mampir ke blog ini, yang kemaren sering pada nanyain, "bih, jomblonya udah ada belom ??". ini gw ambil dari blognya si "gila", kayaknya kalo bukan orang 'gila" gak mungkin deh bakalan bisa muncuin karakter 4 cowok geblek. haha... sorry ye bang adhitya kalo sempet baca tulisan gw..

Jomblo & Travelers' Tale
Tuesday, March 27, 2007
Jomblo - Waktu Tayang

Untuk kalian yang menonton Jomblo, ini ada update terbaru: Jomblo gak jadi pindah ke hari rabu. So, ini jadwal tayang 2 episode terakhir.

eps 13 = 1 April 2007 (minggu) - jam 22:00
eps 14 = 8 April 2007 (minggu) - jam 22:00 (episode terakhir)

Jujur gua udah capek sama RCTI. yang pertama minta Jomblo diserialkan, mereka. Trus rating turun, mereka mundurin 1/2 jam tanpa announcement. Yang tiba-tiba ngecut di tengah episode, mereka juga. kemudian udah tau dicut, mereka mundurin lagi ke lebih malam. Mereka bilang mau pindahin ke hari rabu. Sekarang gak jadi. Sama sekali tidak ada komitmen.

Low Rating
Survey AC Nielsen untuk rating tv memang dijadikan patokan industri tv untuk melihat acara mana yang paling banyak ditonton. Jomblo selalu peringkat 20 something. Sepertinya RCTI tidak mau kehilangan pemirsa, jadinya mereka cut Jomblo. Padahal serial Jomblo ini kita desain untuk 26 episodeper season dengan komposisi:
eps 13 = semi/minor season finale.
eps 26 = season finale.

Jadi sebenernya kalau mau dicut pun, sebaiknya di eps 13 agar pemirsa enak nontonnya. Eps 14 udah pembukaan dari 2nd half dari season itu. Tapi ya mau gimana, rating berbicara. Gua gak akan jadi orang pandir yang bilang bahwa rating tidak akurat karena gua gak punya pengetahuan ttg pengukuran rating. Gua juga gak akan bilang dengan pandirnya bahwa pemirsa belum cukup pintar utk ngerti jokes jomblo. bisa jadi gua yang gak ngerti selera penonton. So gua gak akan komentar banyak atas matinya Jomblo di TV. Sebenernya yang masih jadi misteri adalah: iklannya banyak dan beberapa sepupu gua yang masih SMA di tempat yang beda semua bilang bahwa jomblo selalu jadi bahasan mereka di senin pagi. Mau bidik pembantu? Pembantu gua juga nonton dan ngakak. So, I'm lost.

Yang jelas survey yang paling dapat diandalkan menyatakan low rating dan business decisionnya adalah, cut. Sebagai orang yang berjiwa sales, gua jelas bisa menghormati bahwa decision itu adalah pure business decision. Mereka juga perlu cari uang. So, that's it.

Jomblo setelah ini
By the way, so far yang kepikiran sama gua adalah, this is it. That's the end of Jomblo. Gua belum kepikiran apakah gua akan membuat novel sekuel Jomblo, atau bikin film lagi atau apa pun. Yang jelas gua taro kulkas aja dulu dan gua pikir baik-baik akan gua apakan keempat 4 geblek ini.

-/+ selengkapnya

Ratusan Orang Protes Amandemen Kondtitusi Mesir




Ratusan Orang Protes Amandemen Kondtitusi Mesir

Kairo (ANTARA News) - Protes dilakukan di sejumlah daerah Mesir, Minggu, untuk menentang amandemen konstitusi yang kata para pengecam akan melucuti kebebasan sipil warga Mesir.

Pihak berwenang menahan lima aktivis setelah bentrokan meletus di pusat kota Kairo ketika polisi berusaha mencegah puluhan demonstran berkumpul di sebuah lapangan, kata satu sumber keamanan kepada AFP.

Kamera-kamera beberapa wartawan foto disita oleh aparat keamanan.

Anggota-anggota oposisi ingin menggalang dukungan bagi boikot terhadap referendum yang dijadwalkan berlangsung Senin mengenai perubahan 34 pasal konstitusi, yang dianggap pemerintah sebagai dorongan bagi demokrasi namun disebut pengecam sebagai upaya untuk memperluas kekuasaan presiden.

Sekitar 300 orang berdemonstrasi di luar kantor perhimpunan pengacara di kota Sinai El-Arish, Mesir utara, dengan membawa spanduk-spanduk dan meneriakkan slogan yang menentang amandemen yang diusulkan itu.

Sekitar 400 orang berkumpul di Fayoum, sebelah selatan Kairo, untuk memprotes perubahan undang-undang itu, dengan meneriakkan "batalkan amandemen", sementara 500 orang lagi berkumpul di gubernuran Menufiya di kawasan Delta Nil.

Puluhan orang juga melakukan protes di luar pengadilan utama di kota Ismailiya di kawasan Terusan Suez dengan membawa spanduk-spanduk yang menyebut amandemen itu sebagai "pelanggaran atas hak pribadi".

Sejumlah besar polisi ditempatkan di sekitar lokasi protes-protes tersebut.

Kelompok protes Kefaya (Cukup) juga berencana melakukan demonstrasi di kota kedua Mesir Iskandariya pada Senin.

Parlemen, yang didominasi oleh Partai Demokratis Nasional yang berkuasa, dengan suara mayoritas meloloskan amandemen atas 34 pasal konstitusi itu yang menurut mereka akan memperkuat demokrasi dan memerangi terorisme.

Sebuah front persatuan oposisi bersikeras bahwa perubahan itu hanya akan memperkuat cengkeraman rejim atas kekuasaan dan mereka mendesak para pendukung memboikot referendum tersebut. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

-/+ selengkapnya

Mahasiswa Mesir Protes Dosen Lecehkan Islam

Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah 79 mahasiswa Universitas Helwan, Mesir, melakukan protes terhadap dosennya, Dr Gabeer Mohamed El-Gazari, karena dinilai melecehkan Islam.

Menurut seorang mahasiswa, Mostafa Ezzuddin, seperti dikutip suratkabar Al-Masri Al-Yawm, kasus itu bermula pekan lalu ketika sang dosen menyampaikan perkuliahan tentang perdagangan luar negeri.

Menurut dia, para mahasiswa dikejutkan dengan sikap dosen tersebut dengan mengganti kalimat `Bismillah (Dengan nama Allah)` dengan kalimat `Bismi Amerika Al-Adhimah (dengan nama Amerika Agung).

Seperti biasa di awal perkuliahan, dosen itu menulis di bagian kanan atas papan tulis, yaitu tanggal perkuliahan, di samping kalimat `Bismillahir Rahmanir Rahim`, tapi pada hari itu bukannya ditulis "Bismillah," namun muncul kalimat `Bismi Amerika` tersebut.

"Kita harus menghormati semua agama. Setiap orang bebas menganut kepercayaan sesuai keyakinannya, dan di papan tulis ini pun kita hendaknya menulis tanggal Hijriyah dan Masehi secara bersamaan," katanya.

Seorang mahasiswi berdiri menyatakan protes dan menolak pernyataan dosen itu, khususnya menyangkut `Bismi Amerika` tersebut.

Namun, sang dosen menolak protes itu dan mengatakan,


siapa yang mempunyai pertanyaan harap ditulis dan dikirimkan kepadanya.

Karuan saja para mahasiswa menanyakan ihwal agama yang dianut sang dosen. Tapi dijawabnya, `Agama saya adalah Amerika, dan saya berharap menjadi hamba AS.`

Mendengar jawaban itu, para mahasiswa semuanya keluar meninggalkan tempat perkulihaan, namun dosen itu memerintahkan penjaga pintu untuk menutup pintu agar mahasiswa tidak boleh keluar.

Belakangan, selidik punya selidik, ternyata sang dosen itu sedang dihinggapi penyakit jiwa, yang juga dibenarkan oleh keluarganya.

Sementara itu, menurut Al-Jazeera, Rektor Universitas Helwan, Dr. Abel Hay Obeid, mengatakan tidak akan memberi sanksi terhadap dosennya.

"Tidak ada dosa bagi orang sakit," kata Rektor Obeid.(*)

Copyright © 2007 ANTARA



-/+ selengkapnya

ISLAM DAN PERDAMAIAN


ISLAM DAN PERDAMAIAN
(Melacak Akar-Akar Kekerasan dalam Agama)

Penulis sempat kaget, ketika Amiruddin mantan ketua Fismaba Mesir memperlihatkan sebuah sms dari Indonesia yang isinya meminta beberapa alumni MMA untuk mengisi beberapa kolom sebuah majalah sekolah termasuk penulis sendiri. Sempat menolak juga ketika “dipaksakan” dengan judul Islam dan perdamaian melacak akar-akar kekerasan dalam agama, pula dengan batas minimal 5 halaman folio, wow ! Sedemikian rumitkah agama (dalam hal ini Islam tentunya) dalam pandangan “teman-teman kecil” penulis ? atau dogma-dogma agama yang semakin tidak relevan seiring dengan berkembangnya era komputerisasi ini ?

Memang tidak ada agama dimanapun didunia ini yang mengajarkan pengikutnya kekerasan. Tidak kristen, Islam, konghucu atau agama yang lain. Walaupun dalam beberapa muqarrar materi kuliah studi perbandingan agama universitas Al-Azhar, penulis pernah menemukan bentuk pelegalan kekerasan dengan mengatasnamakan agama, bahkan atas perintah agama. Sebenarnya kalau kita melihat lebih obyektif lagi pada prinsipnya tidak ada satupun agama yang menganjurkan umatnya untuk bersikap kasar apalagi melakukan kekerasan, tapi ketika kita seringkali melihat tayangan berita baik media cetak maupun televisi, hampir di penghujung awal abad 21 ini kita disuguhi dengan kisah-kisah nyata kekerasan bahkan kriminalitas berkelas internasional bermotifkan agama. Masih terekam jelas dibenak kita peristiwa 9/11, bom Bali, bom Kuningan, atau bentuk-bentuk “kriminalitasi jihad” berskala besar lainnya. Hal ini bukan berarti penulis terjebak dalam stigma atau bahkan stereotif barat (Baca : Amerika dan sekutunya) tentang terorisme Islam yang semakin populer melalui propaganda para “polisi dunia” tersebut. Akan tetapi lebih didasari atas keprihatinan penulis terhadap pola pikir oknum-oknum atau segelintir elit agama yang kurang bisa memahami teks-teks agama secara substansial dan proporsional bahkan terkesan salah total. Belakangan, kekerasan atas nama Islam, yang dilakukan beberapa kelompok di Indonesia, kembali menguat. Penyerangan terhadap keyakinan lain, mulai dari intimidasi, penyerbuan, hingga genderang perang suci, ditabuh keras. Lalu, apa yang menjadi akar kekerasan atas nama agama (Baca: Islam) terjadi ?

Berbicara kekerasan atau bahkan akar-akar kekerasan dalam Islam tidak bisa terlepas dari konsep ajaran Islam itu sendiri sebagai rahmat bagi seluruh alam (termasuk penghuninya tentunya). Karena Islam sendiri bermakna damai, tunduk, patuh dan pasrah yang berasal dari kata aslama-yuslimu islâman. Dalam ritual salat pun, yang merupakan kewajiban utama dalam Islam,ikrar terakhir yang diucapkan adalah memberikan keselamatan dan kedamaian bagi sesama umat manusia. Sebuah simbol bahwa muara akhir dari ajaran ini adalah perdamaian. Bahkan dalam sebuah perselisihan biasa, orang Islam bahkan dilarang mengawetkan konflik melebihi batas tiga hari. Ketika terjadi konflik, maka jalan islah atau perdamaian menjadi pilihan utama. Lebih-lebih untuk suatu pertengkaran yang disertai kekerasan. Islam sungguh tidak membenarkannya. Membunuh satu orang sama dengan membunuh banyak orang. Menyelamatkan satu nyawa sama dengan membebaskan banyak umat manusia. Itulah ruh Islam sebagai agama perdamaian. Agama anti kekerasan.

Selain itu, sejarah tentang perdamaian adalah sejarah yang cukup panjang. Sebab dalam sejarah kekuasaan Islam, utamanya pada zaman dinasti Umayyah dan Abbasiyah, banyak ditemukan sejumlah orang-orang Yahudi dan Kristen yang menjadi bendahara, sekretaris, penterjemah, pengajar, team dokter, bahkan penasehat raja. Ini tidak lain disemangati, bahwa dalam sistem kekuasaan sekalipun perdamaian harus diutamakan, karena hampir tidak mungkin membangun tatanan masyarakat yang maju, adil dan sejahtera tanpa basis perdamaian yang kuat.

Akan tetapi sejarah tentang kekerasan dalam Islam adalah sejarah hitam yang tidak boleh dipandang sebelah mata lagi terutama oleh umat Islam sendiri. Karena menurut hemat penulis hanya lewat studi kritis terhadap teks serta telaah obyektif terhadap târikh, kita bisa menemukan bahwa benih-benih kekerasan itu mulai muncul semenjak wafatnya rasul Muhammad saw, umat Islam ketika itu ibarat ayam kehilangan induknya, pertentangan dan perpecahan terjadi disana-sini sampai akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Akan tetapi selang beberapa lama Abu Bakar terpilih menjadi khalifah, beliau membuat keputusan memerangi kaum yang tidak mau membayar zakat kepada pemerintahan ketika itu, tentunya Abu Bakar terlebih dahulu memvonis mereka dengan label murtad sehingga wajib diperangi, sebenarnya pada awalnya banyak diantara sahabat yang menolak putusan itu. Bahkan Umar berpendapat bahwa dakwaan murtad sebenarnya tidak tepat bagi orang Islam yang masih salat dan bersyahadat. Namun Abu Bakar tetap bersikeras, otoritas seorang khalifah tidak bisa diganggu gugat disamping demi persatuan Islam tentunya. Penulis teringat analisa Muhammad Imarah dalam bukunya, Al-Islam wal Hurûb al-Dîniyah, ia menorehkan catatan kritis terhadap sejarah "perang terhadap orang murtad" (harb al-murtaddîn) itu. Label "murtad" bukan dalam ranah teologis--dalam arti, keluar dari agama--tapi dalam ranah politis. Kelompok itu bukan tidak mau membayar zakat, tapi tidak mau menyerahkan zakat kepada pemerintah pusat yang dipimpin Abu Bakar setelah Rasulullah mangkat. Mereka merupakan kelompok pembangkang (al-bughât) dan menolak kepemimpinan Abu Bakar. Pemikir politik Islam asal Maroko, Muhammad Abid Jabiri, memberikan kesan yang sama. Perang itu bertujuan menjaga formasi kedaulatan Islam yang masih dini.

Sejarah Islam kembali ternoda lagi lewat peristiwa menyedihkan pembunuhan sesama muslim, peristiwa pembunuhan Khalifah terpilih Usman bin Affan. Dalam sejarah klasik kita bisa membaca bahwa faktor utama terjadinya pembunuhan itu tidak lain adalah kecemburuan sosial atas kepemimpinan nepotisme yang dianut Usman. Ia terlalu banyak mengangkat keluarganya menjadi pejabat pemerintah. Posisi-posisi penting diserahkannya pada keluarga Umayah. Yang paling kontroversial adalah pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris negara. Banyak yang curiga, Marwan-lah yang sebenarnya memegang kendali kekuasaan di masa Ustman. Hal ini patut disadari karena ketika terpilih Usman sudah terbilang cukup tua, 70 tahun.
Di masa itu, posisi Muawiyah bin Abu Sofyan mulai menjulang menyingkirkan nama besar seperti Khalid bin Walid. Amr bin Ash yang sukses menjadi Gubernur Mesir, diberhentikan diganti dengan Abdullah bin Abu Sarah -keluarga yang paling aktif berkampanye untuk Ustman dulu. Usman minta bantuan Amr kembali begitu Abdullah menghadapi kesulitan. Setelah itu, ia mencopot lagi Amr dan memberikan kembali kursi pada Abdullah. Ketidakpuasan menjalar ke seluruh masyarakat. Beberapa tokoh mendesak Ustman untuk mundur. Namun Ustman menolak. Ali mengingatkan Ustman untuk kembali ke garis Abu Bakar dan Umar. Ustman merasa tidak ada yang keliru dalam langkahnya. Malah Marwan berdiri dan berseru siap mempertahankan kekhalifahan itu dengan pedang. Situasai tambah panas. Sampai akhirnya beberapa rombongan dari Mesir, Kufah dan Basrah mengepung rumah Usman sehingga terjadilah peristiwa pembantaian sesama muslim yang mencoreng sejarah itu.
Dalam sejarah klasik disebutkan seorang bernama Al Ghafiki menghantamkan besi ke kepala Ustman, sebelum Sudan bin Hamran menusukkan pedang. Pada tanggal 8 Zulhijah 35 Hijriah, dalam usia 82 tahun Ustman menghembuskan nafas terakhirnya sambil memeluk Quran yang dibacanya. Sejak itu, kekuasaan Islam semakin sering diwarnai oleh tetesan darah.

Sejarah kembali mencatat beberapa peristiwa penting pembunuhan besar-besaran sesama muslim pasca pembunuhan Usman. Dimulai dari konflik Ali versus Muawiyah yang akhirnya juga ikut menyeret Ummul Mukminin Aisyah juga sahabat Thalhah bin Ubaidillah serta Zubair bin Awwam. Dalam perang Jamal, kubu Ali berhasil mendapatkan kemenangan. Aisyah sendiri tertawan setelah tandu untanya dipenuhi anak panah. Sedangkan sahabat Zubair tewas sementara Thalhah terluka parah. 10 ribu orang tewas dalam perang sesama muslim ini. Kemudian disusul dengan perang Shiffin, perang dihulu sungai Eufrat diperbatasan antara Irak-Syiria. Puluhan ribu Muslim mati dalam perang ini. Dimulai dari perang inilah ¬¬(yang kemudian para ulama menamakan peristiwa ini al-fitnah al-kubro) terjadi puncak perpecahan dan kekerasan dalam sejarah Islam. Munculnya aliran Syiah (kubu Ali) dan Khawarij yang akhirnya memvonis halal darahnya orang-orang yang menerima tahkim termasuk Ali (yang kemudian tewas terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam), Muawiyah, serta Amru bin Ash. Kemudian pembunuhan serta penghinaan terhadap semua keturunan Ali oleh daulah bani Umayyah ketika itu, sampai akhirnya dari situlah kekerasan demi kekerasan menghiasi wajah Islam, perpecahan demi perpecahan terjadi, firqoh-firqoh bermunculan serta tentunya dengan klaim sesat satu sama lainnya bahkan saling klaim murtad atau kafir, bahkan saling serang.

Inilah yang penulis anggap bahwa perlunya telaah obyektif terhadap sejarah serta studi kritis teks-teks agama. Dari sini kita bisa melacak dimana sebenarnya faktor-faktor atau akar-akar yang menyebabkan kekerasan atas nama agama itu terjadi. Karena sebagaimana yang penulis sebutkan diawal bahwa tidak ada satupun agama yang mengajarkan umatnya kekerasan. Semuanya hanya bermula dari kepentingan, baik kepentingan teologis, politik, kelompok, pribadi, dan lain sebagainya. Atau dengan bahasa singkat, kepentingan segelintir okum-oknum agamis. Lantas bagaimana dengan studi kritis terhadap teks ?

Ada analisa menarik yang disampaikan Nasr Abu Zayd, pemikir muslim asal Mesir yang baru saja mendapatkan penghargaan Averroes, tahun 2005, Ia menuturkan bahwa problem utama dalam kekerasan atas nama agama adalah interpretasi. Pada umumnya, umat agama-agama adalah korban dari penafsiran atas teks. Yang mempengaruhi kesadaran keberagamaan pada umumnya adalah kesadaran yang terpaku dan terbatas pada teks tertentu, serta mengabaikan teks-teks yang lain. Pada akhirnya, penafsiran yang lahir adalah penafsiran yang mengalami kemandulan intertekstualitas. Artinya, teks tidak bisa menegosiasikan dan dinegosiasikan dengan teks-teks yang lain. Yang benar hanya teks ini, selain itu tidak ada kebenaran. Teks ini harus diterapkan, bila tidak agama tidak akan tegak. Begitulah kesadaran teologis yang menyebabkan lahirnya kekerasan dengan mengatasnamakan teks. Mereka masih menganggap bahwa teks adalah produk langit yang tidak boleh dikotori dengan pemikiran-pemikiran nakal, semuanya harus kembali kepada teks tanpa ada usaha untuk memaknai kembali (interepretasi) makna-makna yang terkandung serta usaha untuk menegosiasikan teks dengan teks yang lain. Akibatnya agama terkesan kaku bahkan dalam satu sisi terlihat ekstrim.

Sudah terlalu sering kita mendengar fatwa-fatwa beraroma kekerasan sesama muslim, label halal darahnya seseorang atau para penganut aliran tertentu adalah yang paling sering menggema dalam dunia Islam, Indonesia juga tentunya. Secara sewenang-wenang, mereka menggunakan sebaris hadis, "man baddala dînahu faqtulûhu" ("barang siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah ia"). "Mengganti agama" dimaknai murtad, kafir, atau sesat. Fatwa tersebut seperti vonis dalam pengadilan in absentia, tanpa klarifikasi dan pembelaan, dengan dakwaan sepihak. Meskipun demikian, umat Islam yang awam tidak mau tahu dengan prosedur yang tidak sehat itu; yang ditangkap hanya ujungnya: orang ini murtad, kelompok itu sesat, maka dibunuh saja! Sejarah mencatat ancaman-ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada orang-orang yang dianggap nyeleneh secara pemikiran : Ibnu Araby, Ibnu Rusyd, Syaikh Muhammad Ad-Dzahabi (ulama Azhar yang mumpuni yang akhirnya tewas dibunuh oleh jamaah Takfîr wal jihad setelah divonis murtad secara sepihak), Farag fauda (tewas tertembak didepan rumahnya), Nasr Hamid Abu Zayd (yang akhirnya diminta kembali dari pengungsiannya di Leiden oleh Syaikh Azhar sekarang, As-Syeikh Prof. Dr. Sayyid Muhammad At-Thantawi untuk kembali mengajar di almamaternya), Farid Masdar (sempat diancam akan ditangkap dan dibunuh ketika berkunjung ke Mesir dalam rangka sebuah lokakarya), atau bahkan Ulil Abshar Abdalla yang sempat divonis halal darahnya oleh kelompok tertentu di Bandung.
Penggunaan idiom-idiom teologis pada fatwa--yang pada hakikatnya adalah "opini legal manusia"--mampu meniupkan roh kekuatan dan kebanggaan bagi siapa saja yang bersedia "mengorbankan dirinya" untuk menjalankan "misi suci" itu. Imam Samudra, terpidana kasus bom Bali, tersenyum lebar, tidak merasa bersalah atau berdosa, bahkan bangga, setelah membunuh ratusan orang sipil di Bali, yang diyakini sebagai jihad. Bahkan hukuman mati yang dijatuhkannya dianggap sebagai jalan tercepat menuju surga tanpa hisab.
Dari semua yang telah penulis kemukakan diatas tentang telaah obyektif pelaku-pelaku sejarah (tarikh) serta studi kritis terhadap teks-teks agama dapat menjelaskan dengan sangat sederhana, tapi penting, bahwa masalah dan jalan keluar dari maraknya aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama belakangan ini harus dimulai dari para elit agama itu sendiri seperti: juru ceramah, da'i, kiai, ulama dan pimpinan umat. Sebab dalam struktur masyarakat dalam dua katagori, ada yang "dita'ati" dan "mena'ati", maka sistem yang berlaku adalah top down. Di sini, komitmen para ulama untuk menggali nilai perdamaian harus diletakkan pada urutan pertama. Karena kalau kita mencoba untuk merunut, bahwa yang disebut "teks agama" pada akhirnya adalah ulama. Mereka yang memonopoli tafsir keagamaan, bahkan hanya satu-satunya tafsir alternatif.
Kita semua menyadari, bahwa reformasi agama sesungguhnya adalah reformasi para pemimpinnya: reformasi ulama. Pengalaman reformasi di Mesir relatif berhasil dan sukses, karena Syaikh Muhammad Abduh sebagai ulama dan tokoh agama mampu melahirkan pemikiran-pemikiran progresif. Karenanya, hingga sekarang di lingkungan al-Azhar, dalam setiap zaman selalu muncul para reformis, yang selalu mengedepankan wawasan keagamaan yang damai dan mendamaikan.
Mudah-mudahan hari esok akan senantiasa cerah, secerah agama yang mengajarkan kita akan pentingnya perdamaian. ‘Alâ bi dzikrillâh tathmainnall qulub. Wallâhu A’lam !

Rab’ah El-‘Adaweya, 12 Rabiul Awwal 1427 H





-/+ selengkapnya


Web This Blog
www.flickr.com
bang_arbi's photos More of bang_arbi's photos


© 2007 Akang Jabrik | Template by Blogger Templates.

Blog ini dilindungi oleh hak cipta dan privasi namun diperbolehkan kepada siapa pun untuk membaca dan mengcopy