Karikatur ini sengaja saya ambil dari blog Tempointeraktif. setidaknya gambar ini cocok untuk menggambarkan kekesalan dan kejengkelan masyarakat terhadap salah satu kampus preman di indonesia. kampus yang katanya menjadi impian pemuda indonesia kebanyakan, disamping gratis (karena dibiayai APBD) juga adanya jaminan langsung dipekerjakan sebagai pe-en-es di daerah asal masing-masing. kekerasan demi kekerasan terus saja berlangsung bahkan ditradisikan di kampus yang notabene mencetak para pamong praja ini. Salah seorang anggota senat ipdn,Inu Kencana Syafei dalam disertasinya yang akan disidangkan di universitas padjajaran menyebutkan, sejak tahun 1990 sampai 2005 telah terjadi 35 kasus tewasnya praja ipdn dan hanya 10 kasus diantaranya yang terungkap. kasus tewasnya praja wahyu hidayat pada tahun 2003 yang sempat menggegerkan dikalangan dunia pendidikan mulai membuka mata masyarakat akan boroknya sistem pendidikan dan kurikulum di ipdn. entah apa yang menjadi mainstream founding father IPDN ini, yang jelas sistem militerisasi, penghormatan yunior senior, dan hal-hal lain yang berbau serta melegalkan kekerasan berjalan sangat lumrah bahkan menjadi pemandangan sehari-hari. slogan KALAU TAK BISA SENTUH HATI YUNIOR. SENTUH (baca ; pukul) ULU HATINYA mungkin sudah menjadi lagu wajib buat mereka. slogan ini bahkan diketahui sudah mendarah daging di setiap aktivitas keprajaan. satu hal yang masih menjadi tandas tanya, dimana peran para pendidik, dosen, bahkan rektor dalam melihat aksi-aksi kekerasan ini ? sudah barang tentu mungkin mereka juga ikut menikmati sampai tidak hati bahkan enggan untuk berhenti, berhenti untuk menggunakan hati nurani. semoga ipdn bisa merubah dirinya...
Karikatur ini sengaja saya ambil dari blog Tempointeraktif. setidaknya gambar ini cocok untuk menggambarkan kekesalan dan kejengkelan masyarakat terhadap salah satu kampus preman di indonesia. kampus yang katanya menjadi impian pemuda indonesia kebanyakan, disamping gratis (karena dibiayai APBD) juga adanya jaminan langsung dipekerjakan sebagai pe-en-es di daerah asal masing-masing. kekerasan demi kekerasan terus saja berlangsung bahkan ditradisikan di kampus yang notabene mencetak para pamong praja ini. Salah seorang anggota senat ipdn,Inu Kencana Syafei dalam disertasinya yang akan disidangkan di universitas padjajaran menyebutkan, sejak tahun 1990 sampai 2005 telah terjadi 35 kasus tewasnya praja ipdn dan hanya 10 kasus diantaranya yang terungkap. kasus tewasnya praja wahyu hidayat pada tahun 2003 yang sempat menggegerkan dikalangan dunia pendidikan mulai membuka mata masyarakat akan boroknya sistem pendidikan dan kurikulum di ipdn. entah apa yang menjadi mainstream founding father IPDN ini, yang jelas sistem militerisasi, penghormatan yunior senior, dan hal-hal lain yang berbau serta melegalkan kekerasan berjalan sangat lumrah bahkan menjadi pemandangan sehari-hari. slogan KALAU TAK BISA SENTUH HATI YUNIOR. SENTUH (baca ; pukul) ULU HATINYA mungkin sudah menjadi lagu wajib buat mereka. slogan ini bahkan diketahui sudah mendarah daging di setiap aktivitas keprajaan. satu hal yang masih menjadi tandas tanya, dimana peran para pendidik, dosen, bahkan rektor dalam melihat aksi-aksi kekerasan ini ? sudah barang tentu mungkin mereka juga ikut menikmati sampai tidak hati bahkan enggan untuk berhenti, berhenti untuk menggunakan hati nurani. semoga ipdn bisa merubah dirinya...
Latest
Archives
www.flickr.com
|
© 2007 Akang Jabrik |
Template by Blogger Templates.
0 Responses to “ikatan preman dalam negeri (IPDN)”