Akang Jabrik


Orang Miskin Dilarang Sekolah


Baru aja saya buka gatra. di headlinenya ada satu judul berita yang membuat saya tertarik dan tergelitik. ORANG MISKIN BOLEH SEKOLAH.. so, what is the problem with the proletarian ? ya, lagi-lagi memang sistem pendidikan di negara kita masih berpihak terhadap orang-orang kaya. walaupun dalam beberapa tahun terakhir ini anggaran pendidikan perlahan tapi tidak pasti mulai dinaikkan secara bertahap. toh, problematika anak-anak miskin yang tidak bisa mengenyam pendidikan sekolah tidak lantas berkurang, alih-alih justru malah bertambah. bocornya anggaran pendidkan di beberapa daerah disertai kurangnya pengawasan pemerintah membuat para calon penopang bangsa ini semakin tidak jelas menggapai masa depan. gw teringat bukunya eko prasetyo, ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH. Dilarang bukan karena mereka tidak mampu mengikuti aktivitas pendidikan di sekolah, tapi karena semata-mata mereka tidak mampu menyetorkan sejumlah biaya yang ditentukan sekolah. memang uang memegang peranan penting dalam proses pendidikan yang bermutu, bahkan dalam sebuah acara di televisi, salah seorang pakar pendidikan Indonesia pernah menyatakan "pendidikan mahal adalah harga mati buat pendidikan yang berkualitas" (kalau gw sih berharap pakar pendidikan yang satu ini sampai kapan pun tidak dipilih menjadi menteri pendidikan) dalam satu sisi gw setuju dengan pendapat ini, tapi disisi lain negara tidak boleh mengesampingkan atau bahkan menelantarkan anak-anak yang berpotensi besar untuk mendapatkan pendidikan yang sepatutnya. bahkan lembaga-lembaga pendidikan swasta pun yang notabene berbisnis sambil mendidik setidaknya measukkan sekian persen dari anak didiknya yang berasal dari kaum menengah ke bawah, semata-mata sebagai usaha untuk membangun bangsa ini kembali, bangsa yang semakin lama semakin dicap sebagai bangsa yangber-sdm rendah. so, kalau boleh berandai, kapan kah sekolah di negeri kita bisa gratis....??


SMART
Orang Miskin Boleh Sekolah

Class Sweet Class di SMART Ekselensia Indonesia (Dok Lembaga Pengembangan Insani)"Orang kaya dilarang masuk". Bisa jadi, itulah jargon yang pantas diberlakukan di SMART (Sekolah Menengah Akselerasi Indonesia) yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa Republika. Program ini merupakan pendidikan bebas biaya selama lima tahun bagi siswa yang kurang mampu. Untuk menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA, hanya dibutuhkan waktu lima tahun. "Siswa kami adalah mereka yang berprestasi," kata Amru Asykari, Kepala SMART, kepada Gatra.

SMART berlokasi di Parung, Bogor, Jawa Barat. Gedung yang dipakai dulunya milik Sekolah Madania Boarding School. Karena Madania berpindah lokasi, gedung yang terletak di atas lahan seluas 2,8 hektare itu dibeli oleh Dompet Dhuafa Republika dengan harga Rp 6,8 milyar. Sejak tahun ajaran 2004, SMART yang diperuntukkan buat kaum duafa itu mulai beroperasi. Adapun kriteria miskin adalah 30% dari upah regional dikalikan jumlah anak. "Kalau di bawah 30%, berarti layak diseleksi," tutur Amru.

Tentu saja tidak semua anak dari keluarga miskin bisa jadi siswa di SMART. Ada tahapan yang mesti dilalui. Tahap pertama adalah seleksi yang dilakukan oleh mitra LPI. Para mitra itu bisa berasal dari lembaga swadaya masyarakat, lembaga amal zakat, bisa pula organisasi massa yang punya perhatian pada pendidikan. Mereka inilah yang melakukan jemput bola di 18 provinsi di Indonesia.

Tahap pertama adalah seleksi administrasi. Caranya dengan menyerahkan berkas rapor terakhir kelas VI SD. Prestasinya di kelas antara satu hingga lima besar. Bisa juga nilai rata-rata siswa 7 atau tidak memiliki angka 5 mulai kelas IV hingga VI SD. Karena terbatasnya daya tampung dan dana yang disediakan, dari 700 pendaftar hanya 35 siswa yang direkrut per tahun.

"Daya tampungnya hanya segitu," Amru menjelaskan. Masing-masing kelas diisi 17 hingga 18 orang. Sampai tahun ketiga ini, SMART baru menampung siswa laki-laki, sedangkan siswi tengah dalam proses. Untuk membuktikan bahwa keluarga tersebut tidak mampu, rekomendasinya dikeluarkan dewan keluarga masjid (DKM). Ini berbeda dengan persyaratan pada umumnya yang menyertakan surat tidak mampu dari RT dan RW. "Kami sengaja memutus birokrasi supaya lebih mudah," katanya.

Tahap berikutnya adalah tes akademik, yaitu matematika dan bahasa Indonesia. Tes bahasa Indonesia dilaksanakan dengan cara mengarang bebas. Siswa diminta mengarang satu halaman folio selama satu jam. Sedangkan pelajaran matematika berupa multiple choice sebanyak 40 soal. Yang lolos tahap ini akan maju ke babak berikutnya. Yakni psikotes untuk mengetahui kecerdasan emosi calon siswa. Dari semua tahapan tersebut, hasilnya dinilai dan didiskusikan oleh sebuah tim yang memilih 35 siswa dalam satu tahun pelajaran.

Adapun kurikulum yang diajarkan di SMART merupakan gabungan dari Departemen Pendidikan Nasioanl (Diknas) dan kurikulum khas sekolah. Ada tujuh mata pelajaran pendidikan di SMART, yaitu Al-Quran, bahasa Inggris, PAI (pendidikan agama Islam), bahasa Arab, matematika, MIPA, dan teknologi informasi. Di sini juga ada quality assurance atau jaminan kualitas di setiap pelajaran. Sebagai contoh, untuk bahasa Inggris, quality assurance adalah setiap siswa yang lulus TOEFL-nya minimal 450. Sedangkan dalam mata pelajaran Al-Quran, juz 30 dan ayat-ayat pilihan harus hafal.

Karena para siswa diasramakan, mereka juga dilatih untuk mandiri, cakap, dan berakhlak mulia. Setiap pukul 04.00 WIB, mereka wajib bangun dan selanjutnya menunaikan salat subuh berjamaah. Untuk salat-salat fardu lainnya, mereka selalu berjamaah di masjid yang ada di dalam kompleks. Keterampilan juga diajarkan di asrama, seperti cukur-mencukur rambut, pelajaran elektronika ringan, dan memasak.

Jika sepanjang pagi sampai sore suasana seperti di sekolah umum, di malam hari suasana seperti di pesantren. Usai salat magrib berjamaah, para siswa memperdalam ilmu-ilmu keislaman, seperti fikih, ibadah, dan qiroah. Perilaku dan tutur bahasa mendapat perhatian dari para guru pembimbing. Kekhasan SMART lainnya adalah tentang liburan sekolah. Tidak seperti sekolah pada umumnya, di SMART liburan jatuh pada Januari selama tiga pekan.

Karena itu, meski Lebaran, para siswa tidak pulang kampung. Mereka merayakannya di asrama. "Ini sudah menjadi kesepakatan bersama," kata Amru. Maklum, bila para siswa pulang pas Lebaran, akan diperlukan dana besar karena peak season. Sebagai gantinya, dilakukan home stay. Caranya, ada beberapa siswa ketika Ramadan dipromosikan untuk home stay ke donatur di keluarga menengah ke atas. "Agar bisa merasakan bagaimana sosialisasi dengan menengah ke atas," ia menjelaskan.

Ada terobosan baru yang diterapkan pada tahun ketiga ini, setiap Senin seluruh guru dan siswa diimbau untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sang guru pun bisa mengakses internet 24 jam penuh. SMART juga dilengkapi sebuah perpustakaan dengan 2.000 koleksi buku dan punya banyak program, seperti temu pengarang dan penulis, juga pelatihan-pelatihan untuk berbagai bidang keterampilan.

Meski belum mengeluarkan lulusan, SMART ikut memberi sumbangan bagi dunia pendidikan di Tanah Air. Di tengah-tengah maraknya sekolah favorit yang mahal dan mewah, anak-anak dari kalangan duafa masih punya kesempatan untuk menggapai cita-cita. Dengan kualitas sumber daya insani yang dimiliki, setamat dari SMART, mereka mudah mendapat akses ke jenjang perguruan tinggi. Bisa jadi, dengan adanya sekolah unggulan untuk kaum duafa ini, Eko Prasetyo, penulis buku Orang Miskin Dilarang Sekolah, akan mengubah judul buku yang cukup menggelitik itu.

Rach Alida Bahaweres



1 Responses to “Orang Miskin Dilarang Sekolah”

  1. # Anonymous sketsaku

    mantabs!  

Post a Comment


Web This Blog
www.flickr.com
bang_arbi's photos More of bang_arbi's photos


© 2007 Akang Jabrik | Template by Blogger Templates.

Blog ini dilindungi oleh hak cipta dan privasi namun diperbolehkan kepada siapa pun untuk membaca dan mengcopy